PALEMBANGTODAY.my.id - Program Youth Ekselensia Scholarship (YES) dari Dompet Dhuafa telah membuktikan perannya sebagai katalisator perubahan, khususnya bagi angkatan perdana untuk wilayah Sumatera Selatan.
Sepuluh penerima manfaat (awardee) Angkatan III yang baru saja menyelesaikan masa pembinaan intensif, dan telah menjejakkan diri di lingkungan kampus masing-masing ini sepakat, bahwa YES bukan sekadar mendapatkan bantuan finansial, melainkan wadah komprehensif untuk pengembangan diri.
Ghina Raudhatul Jannah Azzahra, yang kini berstatus mahasiswi Ilmu Perpustakaan di Universitas Negeri Malang, menyebut YES sebagai "Wadah pembentukan karakter dan pengembangan diri" yang serius namun tetap menyenangkan.
Manfaat YES terasa sangat seimbang antara duniawi dan ukhrawi, seperti diungkapkan Muhammad Rifky Padjri, yang kini menempuh studi Ilmu Komputer di Universitas Indonesia.
Rifky mengaku, ia banyak belajar hal baru, mulai dari leadership skills, tips menghadapi dunia kuliah hingga yang paling ditekankan adalah aspek spiritualnya. "Bersama program YES aku jadi lebih terbiasa meningkatkan ibadah, menjalankan sunah-sunah, menghafalkan dan mengamalkan hadis."
Keseimbangan ini juga dirasakan oleh Lasya Alinsky. Mahasiswi Televisi dan Film di Universitas Padjadjaran ini merasa predikat 'Anak YES' is the real fit karena semua yang ia dapatkan terasa balance. "Mulai dari bimbingan keagamaan, akademik, hingga mengasah hard skill dan soft skill," ujar Lasya. Bahkan, ia mengaku program ini membantunya mengatasi ketakutan terbesarnya: "Hal-hal yang sebelumnya untuk bermimpi saja aku takut."
Sementara Manha Zanika Zarin, yang melanjutkan studi Statistika di Universitas Airlangga, bersyukur tidak hanya mendapatkan bantuan finansial, tetapi juga dibekali dengan "Pembinaan karakter dan mentoring ilmu dan Al-Qur'an, pembiasaan ibadah baik serta persiapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan." Semua proses ini terasa ringan berkat mentor-mentor yang suportif.
Hal senada juga diungkapkan Davina Ramadhani, mahasiswi Teknik Industri di Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Davina mengaku yang awalnya butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru YES, akhirnya bersyukur. Lewat Leadership Camp dan pembinaan, ia belajar banyak hal. Davina bersyukur bisa menjadi bagian dari perjalanan program YES DD Sumsel.
Nur Izzatul Fariza, yang kini menjadi mahasiswi Psikologi di Universitas Andalas, mengaku, setahun bersama YES adalah tentang 'berproses'. Ia dan teman-temannya yang awalnya, "Masih bingung dan bimbang untuk memilih tujuan ataupun cita-cita" dibimbing untuk menentukan mimpinya.
Iza menyimpulkan sebuah pelajaran hidup yang mendalam, "Proses itu bukan soal seberapa cepat kita sampai, tapi seberapa dalam kita memahami setiap langkahnya. Keberanian bukan tentang tidak punya rasa takut, tapi tentang tidak membiarkan rasa takut menghentikan langkah."
Muhammad Aldi Novriansyah PM YES Angkatan III yang kini berstatus mahasiwa Teknik Kimia di Universitas Sriwijaya (UNSRI), mengatakan, "Proses mentoring yang membangun jiwa kepemimpinan yang berintegritas membentuk karakter saya menjadi lebih baik lagi."
YES juga mengubah cara pandang, seperti yang dialami Amelia Dravita. Mahasiswi Teknologi Pangan ITERA ini memiliki sebuah "buku ajaib" bernama Jurnal, yang menjadi pengingat dan evaluasi diri, khususnya dalam hal agama.
Masa remaja Amel menjadi lebih berwarna, didorong oleh kalimat motivasi dari YES: “Mimpi tanpa aksi hanyalah ilusi.” Kalimat itu menyadarkannya bahwa "Mimpi tidak akan datang hanya dengan menunggu; kita harus mengejarnya, beraksi, dan terus berusaha hingga terwujud."
Sementara awardee YES Angkatan III Andini Kholisyah, mahasiswi Teknik Kimia UNSRI, menegaskan lingkungan YES yang suportif membuat ibadah menjadi lebih terjaga. Ia menyimpulkan YES tidak hanya memberi bantuan finansial, tapi juga mendorong pertumbuhan diri agar ke depannya para PM dapat memberikan dampak.
Last but not least, Ghea Ovita Ningrum, yang kini menempuh Ilmu Ekonomi di Universitas Padjadjaran, berpesan kepada adik-adik YES angkatan seterusnya agar memanfaatkan setiap kesempatan: "Jangan hanya fokus pada satu hal, tapi resapi nilai-nilai yang diajarkan."
Kesepuluh awardee ini bersyukur kepada Dompet Dhuafa dan para donatur, berharap program ini terus berkembang dan menciptakan pemimpin-pemimpin masa depan yang unggul. (ron/ddsumsel)
Penerima manfaat beasiswa (awardee) program Youth Ekselensia Sscholarship Angkatan III telah lulus di berbagai kampus di Indonesia, yakni :
1. Muhammad Rifky Padjri - Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Komputer Prodi Ilmu Komputer.
2. Mana Sanika Zarin - Universitas Airlangga Fakultas Sains dan Teknologi Prodi Statistika.
3. Amelia Dravita - Institut Teknologi Sumatera Fakultas Teknik Industri Prodi Teknologi Pangan.
4. Andini Kholisyah - Universitas Sriwijaya prodi Teknik Kimia.
5. Nur Izzatul Fariza - Universitas Andalas Fakultas Kedokteran Prodi Psikologi.
6. Lasya Alinsky - Universitas Padjajaran Fakultas Ilmu Komunikasi prodi Televisi dan film
7. Muhammad Aldi Novriansyah - Universitas Sriwijaya Fakultas Teknik Prodi Teknik Kimia.
8. Davina Ramadhani - Institut Teknologi Sumatera Fakultas Teknik Industri Prodi Teknik Industri.
9. Ghina Raudhatul Jannah Azzahra - Universitas Negeri Malang Fakultas Sastra Prodi Ilmu Perpustakaan
10. Ghea Ovita Ningrum - Universitas Padjajaran Fakultas Ekonomi Prodi Ilmu Ekonomi.
